Selasa, 18 Juni 2013

PENALARAN

PENALARAN
Penalaran adalah proses yang berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence), hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak untuk mewujudkannya diperlukan symbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa argument.
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu:
1)      Metode Induktif, metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.Contoh: Jika di panaskan logam memuai dan jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
2)      Metode Deduktif, metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya ke khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi social dan penanda status social.
Jika seseorang melakukan penalaran, tentu adalah untuk menemukan kebenaran.Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·         Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
·         Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan-aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang di jadikan sebagai premis yang tepat.
EVIDENSI
Dalam tulisan argumentatif, unsur yang paling penting adalah evidensi.Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukkan dengan apa yang di kenal dengan pernyataan dan penegasan. Pernyataan tidak dipengaruhi apa-apa pada evidensi, ia hanya sekedar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata.
INFERENSI
Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Namun pengertian inferensi secara umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) sampai pada yang diinginkan oleh seorang penulis (pembicara). Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur). Berikut jenis-jenis kesimpulan (inferensi), antara lain:
1.      Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan).Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh: “Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam.Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”.
2.      Inferensi Tak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua arah/lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi – preposisi lama. Contoh:
A: “Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan”
B: “Sayang gudegnya agak sedikit yang saya bawa.
   
 KARANGAN ILMIAH
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah,yang membedakan hanyalah materi, susunan, tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut. Ada beberapa pengertian dari karangan ilmiah, yakni:
a.       Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah juga dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu dan disusun secara sistematika.
b.      Karya atau karangan ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberikan informasi secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
c.       Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian dan untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud karya atau karangan ilmiah adalah suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta lapangan dan dengan menggunakan metode ilmiah.
Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian. Yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis,
Tidak semua karya ilmiah yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ini:
1.      Objektif
2.      Netral
3.      Sistematis
4.      Logis
5.      Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)
6.      Tidak Pleonatis
7.      Bahasa yang digunakan adalah ragam formal
KARANGAN NON ILMIAH
Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifak subyektif, tidak didukung fakta umum dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal). Jenis-jenis yang termasuk karya atau karangan non ilmiah adalaha cerpen, dongen, novel, drama dan roman.
Ciri-ciri karya atau karangan non ilmiah yaitu:
1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2.      Fakta yang disimpulkan subyektif
3.      Gaya bahasa konokatif dan popular
4.      Tidak memuat hipotesis
5.      Penyajian dibarengi dengan sejarah
6.      Bersifat imajinatif
7.      Situasi berdramatisir
8.      Bersifat persuasive
Karangan non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan non ilmiah bersifat:
·         Emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
·         Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti, bujukan untuk menyajikan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
·         Deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif
·         Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti
KARANGAN ILMIAH POPULER
Perkembangan dunia tulis menulis semakin pesat, yang diindikasi dengan maraknya karya tulis yang semakin beragam.Diantara tulisan non fiksi yang banyak ditemukan adalah karya tulis ilmiah popular. Untuk memahami jenis tulisan ilmiah popular secara lebih jelas, terlebih dahulu dilakukan pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan, ilmiah dan popular itu sendiri. Melaui hal tersebut dapat ditemukan makna yang utuh tentang jenis tulisan ini. Berikut adalah pemaparan dari ketiga elemen tersebut:
A.    Tulisan
Tulisan menurut Dr. Slamet Suseno adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Seseorang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain disebut penulis, bukan pengarang. Sebab hanya mengkompilasikan (meringkas atau menggabungkan menjadi satu) bahan informasi sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah tulisan baru yang lebih utuh
B.     Ilmiah
Ilmiah berarti sifat ilmu atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas dan konsisten. Suatu karya ilmiah tidak harus didasarkan atas penelitian ilmiah saja, melainkan juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya secara professional.
C.     Populer
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum), bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak.Istilah popular merujuk kepada bahasa yang relative lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh pembacanya yang begitu beragam.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan pengertian karangan tulis ilmiah popular adalah karangan tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh masyarakat awam. Karangan tulis ilmiah popular lebih banyak menyadur, mengutip dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain daripada menulis murni gagasan, pendapat dan pernyataan sendiri. Artinya, karangan tulis ilmiah popular lebih cocok disebut sebagai tulisan daripada karangan, kata-kata ilmiah tetap menggambarkan pertanggungjawaban penulisnya secara ilmiah dengan pencantuman sumber rujukan.
Daftar Pustaka:
     4.     http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA  /197101101998022-WINWIN_WIANA/KARYA_TULIS_ILMIAH_POPULER_.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar