Rabu, 30 Oktober 2013

Tugas Etika Bisnis

puisi

Materi Etika Bisnis #

tugas etika bisnis

Selasa, 18 Juni 2013

Surat Resmi


Disini saya akan menjelaskan tentang bagian-bagian Surat Resmi. Sebelumnya saya akan menjelaskan pengertian surat. Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Fungsinya mencakup lima hal: sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran dan gagasan; alat bukti tertulis; alat pengingat; bukti historis; dan pedoman kerja. Pada umumnya dibutuhkan perangko dan amplop sebagai alat ganti bayar jasa pengiriman, semakin jauh tujuan pengiriman surat maka nilai yang tercantum di perangko harus semakin besar juga.
Surat Resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan. Ciri dari surat resmi yaitu: 
  1. Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi
  2. Ada nomor surat, lampiran, dan perihal
  3. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim
  4. Penggunaan ragam bahasa resmi 
  5. Menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi 
  6. Ada aturan format baku
 Bagian-bagian surat resmi:
  • Kepala/Kop Surat
Kop surat terdiri dari:
  1. Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar 
  2.  Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil 
  3.  Logo instansi/lembaga 
  4.  Nomor surat, yakni urutan surat yang dikirmkan 
  5.  Lampiran, berisi lembaran yang disertakan selain surat jika ada 
  6. Hal, berupa garis besar isi surat 
  7. Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat 
  8. Alamat yang dituju 
  9. Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma) 
  • Isi surat
Uraian isi berupa uraian hari, tanggal, waktu, tempat, dan sebagainya ditulis dengan huruf kecil, terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD) haruslah menyesuaikan.
  • Penutup Surat
Penutup surat, berisi:
  1. Salam penutup 
  2. Jabatan 
  3. Tanda tangan 
  4. Nama (biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP
 Daftar Pustaka:

PENALARAN

PENALARAN
Penalaran adalah proses yang berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence), hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak untuk mewujudkannya diperlukan symbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa argument.
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu:
1)      Metode Induktif, metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.Contoh: Jika di panaskan logam memuai dan jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
2)      Metode Deduktif, metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya ke khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi social dan penanda status social.
Jika seseorang melakukan penalaran, tentu adalah untuk menemukan kebenaran.Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·         Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
·         Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan-aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang di jadikan sebagai premis yang tepat.
EVIDENSI
Dalam tulisan argumentatif, unsur yang paling penting adalah evidensi.Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukkan dengan apa yang di kenal dengan pernyataan dan penegasan. Pernyataan tidak dipengaruhi apa-apa pada evidensi, ia hanya sekedar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata.
INFERENSI
Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Namun pengertian inferensi secara umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) sampai pada yang diinginkan oleh seorang penulis (pembicara). Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur). Berikut jenis-jenis kesimpulan (inferensi), antara lain:
1.      Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan).Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh: “Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam.Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”.
2.      Inferensi Tak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua arah/lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi – preposisi lama. Contoh:
A: “Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan”
B: “Sayang gudegnya agak sedikit yang saya bawa.
   
 KARANGAN ILMIAH
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah,yang membedakan hanyalah materi, susunan, tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut. Ada beberapa pengertian dari karangan ilmiah, yakni:
a.       Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah juga dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu dan disusun secara sistematika.
b.      Karya atau karangan ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberikan informasi secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
c.       Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian dan untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud karya atau karangan ilmiah adalah suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta lapangan dan dengan menggunakan metode ilmiah.
Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian. Yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis,
Tidak semua karya ilmiah yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ini:
1.      Objektif
2.      Netral
3.      Sistematis
4.      Logis
5.      Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)
6.      Tidak Pleonatis
7.      Bahasa yang digunakan adalah ragam formal
KARANGAN NON ILMIAH
Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifak subyektif, tidak didukung fakta umum dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal). Jenis-jenis yang termasuk karya atau karangan non ilmiah adalaha cerpen, dongen, novel, drama dan roman.
Ciri-ciri karya atau karangan non ilmiah yaitu:
1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2.      Fakta yang disimpulkan subyektif
3.      Gaya bahasa konokatif dan popular
4.      Tidak memuat hipotesis
5.      Penyajian dibarengi dengan sejarah
6.      Bersifat imajinatif
7.      Situasi berdramatisir
8.      Bersifat persuasive
Karangan non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan non ilmiah bersifat:
·         Emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
·         Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti, bujukan untuk menyajikan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
·         Deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif
·         Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti
KARANGAN ILMIAH POPULER
Perkembangan dunia tulis menulis semakin pesat, yang diindikasi dengan maraknya karya tulis yang semakin beragam.Diantara tulisan non fiksi yang banyak ditemukan adalah karya tulis ilmiah popular. Untuk memahami jenis tulisan ilmiah popular secara lebih jelas, terlebih dahulu dilakukan pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan, ilmiah dan popular itu sendiri. Melaui hal tersebut dapat ditemukan makna yang utuh tentang jenis tulisan ini. Berikut adalah pemaparan dari ketiga elemen tersebut:
A.    Tulisan
Tulisan menurut Dr. Slamet Suseno adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Seseorang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain disebut penulis, bukan pengarang. Sebab hanya mengkompilasikan (meringkas atau menggabungkan menjadi satu) bahan informasi sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah tulisan baru yang lebih utuh
B.     Ilmiah
Ilmiah berarti sifat ilmu atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas dan konsisten. Suatu karya ilmiah tidak harus didasarkan atas penelitian ilmiah saja, melainkan juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya secara professional.
C.     Populer
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum), bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak.Istilah popular merujuk kepada bahasa yang relative lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh pembacanya yang begitu beragam.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan pengertian karangan tulis ilmiah popular adalah karangan tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh masyarakat awam. Karangan tulis ilmiah popular lebih banyak menyadur, mengutip dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain daripada menulis murni gagasan, pendapat dan pernyataan sendiri. Artinya, karangan tulis ilmiah popular lebih cocok disebut sebagai tulisan daripada karangan, kata-kata ilmiah tetap menggambarkan pertanggungjawaban penulisnya secara ilmiah dengan pencantuman sumber rujukan.
Daftar Pustaka:
     4.     http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA  /197101101998022-WINWIN_WIANA/KARYA_TULIS_ILMIAH_POPULER_.pdf

FESHION DI KALANGAN REMAJA MUSLIM



1.      PENDAHULUAN   
Fesyen merupakan kata terpopuler di kalangan masyarakat. Kehadiran fesyen juga sangat penting untuk penampilan dan selalu berkembang dari tahun ke tahun sesuai lingkungan dan zaman. Namun problematika bagi fesyen untuk remaja muslimah sering menjadi sorotan dari segala aspek yang ada padanya, menurunnya standar moralitas mereka serta pemecahan-pemecahan yang benar yang harus di jaga pada setiap saat dan di setiap tempat, semua ini terjadi karena era globalisasi yang meningkat. Bagi seorang remaja di usia yang masih belia masih amat labil sehingga mudah terpengaruh terhadap segala perubahan yang lebih intens di perhatikan. Gaya fesyen remaja sekarang ini semakin beragam seiring dengan masuknya budaya barat ke Indonesia, bahkan kerudung yang menjadi ciri khas seorang muslimah kini menjadi trend baru di dunia fesyen dengan model dan warna yang lebih menarik. 
2.      ISI
Islam adalah agama yang Rahmatal Lil’alamin, itu adalah acuan yang penting sebagai seorang bagian dari seorang muslim. Islam mengatur segala aspek kehidupan makhluk yang ada di dunia ini. Allah menciptakan makhluknya dilengkapi dengan aturan-aturan yang harus di taati. Segala aturan itu telah ditetapkan dalam Al-quran yang kemudian dirumuskan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Aspek fesyen sudah merasuk dalam kehidupan sehari-hari pada diri setiap individu. Perkembangan fesyen yang semakin merebak dikalangan remaja dalam memaknai fesyen jilbab yang sedang marak terjadi. Fesyen sendiri dapat dikategorikan berdasarkan dari kelompok mana fesyen itu dipandang oleh setiap individu yang pada dasarnya fesyen terjadi pada kalangan atas atau sering disebut dengan kalangan elite yang selalu respect, up to date dan tanggap pertama kali dalam perubahan fesyen yang kemudian merambah menuju kalangan menengah dan kalangan bawah. Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Kemampuan berpikir dalam dimensi moral pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Islam adalah sebuah ajaran yang Rahmatan lil alamin (Rahmat bagi sekalian alam) karena memandang seorang anak manusia adalah mulia dan mempunyai hak serta kewajiban yang sesuai dengan kodratnya masing-masing. Khususnya kaum wanita, mereka dalam hal ini sangat dilindungi dan dimuliakan sebagai usaha untuk menciptakan kehidupan yang aman dan sejahtera. Selain daripada itu sebagai seorang wanita maka jelas sekali bahwasannya ia juga harus melindungi martabat dan kesuciannya dari beberapa hal yang kelak bisa merusaknya.
3.      PENUTUP
Pakaian seorang muslimah harus didasarkan pada aturan auratnya. Kita boleh mengikuti trend budaya Barat saat ini tetapi tetap harus berpegang pada rambu-rambu yang diajarkan dalam agam islam. Kita bisa memanfaatkan hal ini dengan tetap mempertahankan sisi keislaman kita. Namun perkembangan ini malah dimanfaatkan oleh para desainer untuk mengambil keuntungan, akibatnya para remaja yang menjadi sasaran dampak perkembangan fesyen Barat ini.
Daftar Pustaka:

TUGAS BAHASA INDONESIA 2


1.     PENDAHULUAN
Kemacetan di Jakarta bukanlah hal yang lazim bagi para penduduk Ibukota Indonesia ini, karena kemacetan merupakan masalah sehari-hari warga Jakarta. Kemacetan yang terjadi hampir setiap saat memang membuat lalu-lintas di Ibukota terasa begitu tidak nyaman bagi para pengguna jalan. Kemacetan di Ibukota disebabkan karena jumlah penduduk yang semakin meningkat namun tidak seimbang dengan pertumbuhan jalan sehingga membuat lalu-lintas Jakarta begitu macet. Selain karena Jakarta menjadi Ibukota Negara, Jakarta juga menjadi pusat bisnis, perbankan, perkantoran, dan pusat perbelanjaan maupun perumahan yang membuat kemacetan semakin meningkat setiap harinya. Berbagi upaya telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah kemacetan yang sudah menjadi momok ini, mulai dari pembatasan pengisian BBM bersubsidi, pembangunan jalur khusus TransJakarta atau Busway dengan tujuan agar warga Ibukota beralih menggunakan Busway untuk transportasi agar tidak menggunakan kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan. Tapi faktanya jalanan di Jakarta setiap hari nya terlebih saat hari-hari kerja masih selalu macet.
2.     ISI
       Pemerintah DKI Jakarta telah menetapkan program 3 in 1 (ThreeInOne) sebagai salah satu cara untuk mengurangi permasalahan kemacetan selain program pembatasan pengisian BBM bersubsidi dan TransJakarta atau Busway. Tapi lagi-lagi semua progam yang sudah di buat masih belum menyelesaikan kemacetan yang semakin lama akan menjadi bom waktu bagi warga Ibukota. Faktor kendaraan adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi kendaraan yang melintasi jalan raya. Beberapa hal yang menyangkut kondisi kendaraan dapat berupa jenis, ukuran, kuantitas (jumlah) dan kualitas kendaraan yang melintasi di jalan raya menyebabkan mudah terjadinya overload di suatu ruas jalan. Saat ini faktor kendaraan beroda empat khususnya untuk mobil pribadi merupakan kontributor terbesar penyebab kemacetan lalu-lintas di Jakarta, diikuti sepeda motor, angkutan umum. Banyak mobil pribadi yang beroperasi di jalan raya pada suatu saat tertentu secara bersamaan yang akan menyita lahan (ruang) jalan yang memang sudah sangat terbatas. Selain itu pemakai mobil pribadi di Jakarta sangat tidak efisien, jumlah penumpang hanya ada 1 atau 2 orang di dalam satu mobil. Contoh saja satu rumah yang mempunyai 2 atau 3 mobil yang berbeda, 1 mobil digunakan untuk Ayahnya pergi ke kantor, yang 1 lagi untuk        mengantar Ibu nya pergi belanja dan 1 lagi untuk mengantar anaknya ke sekolah. Hal tersebut tentu tidak efisien, 3 mobil keluarga keluar dalam waktu bersamaan.
3.     PENUTUP
       Sebenarnya kemacetan bisa diatasi jika jalan diperlebar, jumlah penduduk transmigran di kurangi, jalan-jalan yang rusak diperbaiki, dan untuk angkutan umum di benahi agar masyarakat nyaman serta aman dan untuk busway agar ditingkatkan lagi penambahan armada busway juga peningkatan pelayanan busway sehingga masyarakat akan beralih menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi.
Nama Anggota Kelompok Kelas 3EA21:
1.      Diah Ayu Purwaningrum                    11210947
2.      Meita Antartika                                 14210327
3.      Yulianto                                             18210756
Daftar Pustaka:
  1. http://sisilsilya.wordpress.com/2012/01/01/makalah-bahasa-indonesia-2_hiruk-pikuk-kemacetan-di-jakarta/ 
  2. http://rinastkip.wordpress.com/2013/02/09/makalah-analisa-mengenai-kebijakan-3-in-1-dalam-mengatasi-kemacetan-lalu-lintas-di-dki-jakarta/ 
  3. http://hermansyahbong280211.blogspot.com/2013/04/tulisan-3-masalah-kemacetan-daerah-dki.html

TUGAS BAHASA INDONESIA 2



BERSIKAP ILMIAH

Sikap Ilmiah adalah sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan, menolak atau menerima serta merubah atau menambah suatu ilmu. Seorang manusia yang normal, tentunya selalu ingin hidupnya menjadi lebih baik, sejahtera dan bahagia. Banyak diantara kita yang terlena oleh angan-angan tanpa melaksanakan dan berusaha mendapatkan apa yang menjadi impiaan. Seorang manusia dalam mencapai sebuah keinginan tidak cukup saja didukung memiliki niat yang kuat, namun juga memiliki usaha yang kuat untuk mencapai suatu keinginan tersebut.

Berikut langkah-langkah penelitian dan sikap ilmiah:
                                                                                           
Ø  Obyektivitas
Dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya yang akan diteliti.
Ø  Sikap Skeptis
Setelah mendapatkan obyek yang akan diteliti, seorang ilmuwan harus mempunyai sikap untuk selalu  ragu-ragu terhadap pernyataan-pernyataan yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya. Maka dari itu seorang ilmuwan akan terus mencari sampai mendapatkan hasil yang sudah ada pembuktiannya
Ø  Memiliki Rasa Ingin Tahu Yang Tinggi dan Kemampuan Belajar Yang Besar
Dari rasa ragu-ragu dari sikap skeptis, seorang ilmuwan mempunyai sikap ilmiah di dalam dirinya, misalnya apabila proses gejala alam, dia akan terangsang untuk ingin tahu lebih lanjut, apa, bagaimana, mengapa peristiwa atau gejala itu. Dengan pertanyaan-pertanyaan itu dia tak hanya diam dan merenung, namun juga mencari informasi melalui berbagai sumber dan berusaha.

Ø  Kesabaran Intelektual
Sanggup menahan diri dan kuat tidak menyerah pada tekanan tentang penelitiannya jika sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan tentang penelitiannya, namun karena memang belum selesainya dan cukup lengkap hasil dari penelitian disini lah sikap kesabaran intelektual ilmuwan di perlukan.

Ø   Jujur
Dalam penelitian ilmiah bukan hanya sikap kesabaran saja yang di perlukan namun juga sikap jujur. Karena sikap jujur tersebut mampu kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan ini perlahan tapi pasti kemajuan dan kebaikan akan dengan sendirinya meliputi diri kita.

Ø  Kesederhanaan
Selain kesederhanaan sikap yang harus dimiliki ilmuwan adalah kesederhaan. Kesederhaan dalam cara berfikir, menyatakn dan membuktikan.

Ø  Terbuka
Seseorang ilmuwan mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas dari prasangka. Ia meyakini bahwa prasangka dan kebencian baik pribadi maupun kelompok adalah sangat kejam. Ilmuwan akan membuat dugaan dan terus berusaha menguji dugaannya untuk mengetahui kebenaran tentang alam, materi, moral, politik, ekonomi, dan tentang hidup. Ilmuwan tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. Ia akan mengahargai setiap gagasan yang baru dan mengujinya sebelum ditolak atau diterima.

Ø  Toleran
Didalam sikap sederhana, seorang ilmuwan tidak merasa ia paling hebat. Ia bahkan bersedia mengakui bahwa orang lain mungkin lebih banyak pengetahuannya bahwa pendapatnya mungkin saja salah, sedangkan pendapat orang lain mungkin benar. Ia mempunyai tenggang rasa atau sikap toleran yang tinggi, jauh dari sikap angkuh.

Ø   Optimis
Seorang ilmuwan selalu berpengharapan baik. Ia tidak akan mengatakan bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan tetapi ia lebih memilih untuk mencoba mengerjakannya.

Ø  Pemberani
Ilmu pengetahuan merupakan hasil kerja keras ilmuwan. Ilmuwan sebagai pencari kebenaran akan berani melawan semua ketidakbenaran, penipuan, dan kepura-puraan yang akan menghambat kemajuan. Keberanian Copernius, Galileo dan Socrates telah banyak diketahui orang. Copernius dan Galileo disisihkan karena tidak mempercayai bahwa bumi adalah pusat alam semesta (Geosentris), tetapi menganggap mataharilah yang menjadi pusat tempat bumi dan planet-planet lainnya berputar (Heliosentris). Socrates memilih mati meminum racun dari pada menerima hal yang salah.



Daftar Pustaka: